Kamis, 17 November 2011

tgs bwt dongeng "semut merah da semut hitam"


Semut hitam dan Semut merah

            Di suatu pagi yang cerah, di hutan Gula. Hiduplah ratusan bahkan ribuan semut. Ada dua macam semut yang tinggal, pertama semut hitam semut ini baik sekali suka menolong dan tidak sombong namanya Oni. Berbeda dengan semut merah yang sombong dan suka pamer bernama Obi. Di Sekolah Dasar Gulali itu Oni dan Obi adalah murid kelas 4 yang pintar mereka berdua selalu mendapat nilai yang bagus. Namun, Obi juga murid yang malas, dia tidak mau mendengar apa kata gurunya. Besok ada ulangan Bahasa Indonesia, murid-murid yang lain sedang belajar termasuk Oni. Namun tidak dengan Obi. Malam itu Obi sedang asyik melihat acara kesukaanya sampai malam, hingga ibunya menegur.
            “Obi, ini sudah malam kamu nggak belajar nak… bukannya besok ada ujian” kata ibunya
            “iya Bu, sebentar lagi sudah selesai filmnya. Ujiannya paling Cuma itu-itu aja Bu…”sahut Obi
            “nggak boleh meremehkan begitu nak, bagaimana pun kamu harus belajar biar pintar”
            “iya bu, sebentar lagi…”
            Satu jam kemudian pukul sembilan malam, suara TV masih menyala dan Obi tertidur di depan TV. Ibunya pun menemui Obi untuk mmengingatkannya belajar.
            “Obi…Obi…”panggil ibunya, namun tidak ada suara terdengar.
            “ZZzzzz….” Suara Obi tertidur.
            “Obi bangun Nak, kamu belum salat Isya’.. ”kata ibunya.
            “iya Bu, sebentar lagi. Obi masih mengantuk..”
            “iya salat dulu nak, nanti ngantuknya hilang. Habis itu belajar sebentar ya Nak.”
            Dengan langkah berat Obi menuju kamar mandi untuk wudhu dan salat. Selesai salat lampu kamar Obi gelap ia tertidur pada rakaat yang terakhir.
            Di depan sana ada rumah Oni, Mono yang ikut belajar bersama dengan Oni. Mereka adalah teman sekelas Obi. Mereka berdua sedang asyik belajar bersama untuk menghadapi ujian besok.
            “Mono memang sepeda itu termasuk objek ya…?”
            “iya Bi, objek itu maksudnya benda. Ya seperti sepeda, buku, pensil dan lain-lain”
            “ehmmm, begitu.. ya iya aku sekarang sudah mengerti” jawab Obi.
            Pukul Sembilan malam, hari sudah malam. Mono pamit pulang kepada ibu Oni. Besok mereka harus berangkat pagi agar tidak terlambat ke sekolah. Pagi pun tiba, matahari sudah tampak. Bel pun berbunyi tiga kali menandakan waktu masuk si Sekolah Gulali. Murid-murid sudah berada di kelas menunggu soal dibagikan. Namun, Obi belum terlihat.
            “teng…teng…teng…” suara bel berbunyi. Anak-anak berhamburan masuk.
            “ayo masuk teman-teman….” Oni memanggil teman-temannya.
            Ibu Guru masuk ke dalam kelas. Anak-anak memberi salam secara bersamaan.
            “selamat pagi Bu Guru..”
            “selamat pagi anak-anak, sudah siap untuk ujian?” Tanya Bu guru
            “siap Bu…” sahut mereka secara bersamaan.
            Namun, Bu guru melihat ada satu bangku yang kosong. Bangku itu milik Obi dan Obi belum datang.
            “anak-anak, teman kalian Obi belum masuk?”
            “sepertinya belum Bu..”
            Di saat yang bersamaan pintu kelas dibuka. Obi membuka pintu dengan nafas yang naik turun. Itu menandakan ia berlari dengan tergesa-gesa ke sekolah. Obi pun masuk.
            “Bu guru, maaf Obi terlambat.” Sambil mengatur nafas putus-putus.
            “kenapa kamu sampai terlambat Nak?” Tanya ibu guru lembut
            “Maaf Bu, tadi malam Obi tidur larut malam, ada acara televisi yang bagus.”
            “ya sudah sekarang duduk dan ibu akan memberi soal kepada kalian”
            Soal pun dibagikan oleh Ibu guru. Oni, Mono dan teman-teman yang lain sibuk mengerjakan soal. Sebaliknya Obi malah tertidur di kelas. Rasa mengantuknya belum hilang. Pada akhir pelajaran ia terbangun dan tidak belum  satu soalpun yang ia kerjakan.
            “anak-anak sepuluh menit lagi ujian selesai soal-soal ujiannya dijawab dengan benar ya..” pinta ibu guru
            “iya bu….”
            “aduh … bagaimana ini” kata Obi
            “bagaimana apanya Bi..” Tanya Oni
            “Tadi aku ketiduran Ni, soal-soal ujianku belum ada yang aku jawab aku nggak belajar semalam. Aku boleh lihat jawaban kamu nggak…?”Tanya Obi
            “Kalau bukan ujian boleh-boleh aja. Tapi aku nggak berani Bi. Nanti dimarahin ibu guru. Itu kan sama aja nyontek”jawab Oni
            Di saat yang sama, bel berbunyi. Itu tandanya pelajaran telah usai. Murid-murid mengumpulkan jawabannya ujian mereka. Mereka terihat lega telah berhasil menyelesaikan soal-soal tersebut. Namun, hal itu tidak terjadi pada Obi ia terlihat sedih. Ia menyesal tidak belajar semalam malah menonton televisi seharian.
            “teng…teng…” suara bel berbunyi menandakan sekolah telah usai. Murid-murid SD Gulali berhamburan keluar.
            “wah.. pulaaaaang. Aku senang tadi aku bisa menjawab semua soal ujian tadi” kata Oni.
            “enak ya…aku Tdi malah nggak bisa njawab soal-soal itu teman-teman…”sahut Obi dengan lemas.
            “Memangnya kenapa?” Tanya Mono
            “ya tadi malam aku nonton tv seharian lalu aku ketiduran, aku juga belum belajar. Tadi aja aku ketiduran…”
            “wah… kok bisa…?”
            “iya aku ngantuk banget Mono,tadi aku sempat bertanya soal jawaban sama Obi tapi ia nggak kasih tau.“
            “ohh.. gitu. Iya memang benar apa yang dilakukan sama Oni. Kita nggak boleh nyontek.”
            “iya Mono, aku tahu. Aku menyesal, lain kali aku nggak akan tidur larut malam dan akan belajar dengan sungguh-sungguh.”sahut Obi
            “bagus itu Bi”jawab Mono
            “iya bi, aku senang mendengarnya” jawab Oni
            Demikian kisah Oni dan Obi mereka adalah murid sekolah. Sebagai murid yang baik kita hendaklah belajar yang rajin seperti Oni, dan tidak tidur larut malam bahkan tidak belajar seperti Obi. Adik-adik belajar yang rajin ya…

Delly Novianti 
072144027
sastra indonesia 07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar