PENGANTAR
1.TINJAUAN SEJARAH
Indonesia adalah sebuah negara yang
memiliki letak yang strategis antara 2 benua dan dua samudra. Dan juga memiliki
kekayaan alam yang melimpah. Membuat negara barat ingin memiliki Indonesia.
Dan menjadikannya negara jajahan. Akhirnya pada abad XX seluruh kepulauan Indonesia
berhasil ditaklukkan oleh Belanda. Karena adanya penjajahan itulah menimbulkan
perbedan dan pertumbuhan kebudyaa, cita-cita dan pola piker. Karena adanya
perasaan senasib dan seperjuangan dan perlawanan yang bersifat sporadis yang
tidak menimbulkan hasil. Pada awal abad XX, tepatnya tahun 1928 lahirlah
“Sumpah Pemuda” yang merupakan tanda nasionalisme. Adanya politik etis yang
dijalankan oleh Belanda secara tak langsung membuat bangsa Indonesia berfikir kalau dirinya
adalah bangsa yang terjajah. Dan berusaha untuk merdeka. Karena bangsa Indonesia
sudah gemar akan membaca membuat muncunya istilah “bacaan liar” dan “Pengarng
liar”. Untuk memenuhi harapan masyarakat karena mulai bertambahnya minat
membaca. Meski pengaruh bangsa Indonesia
besar terhadap lahirnya bahasa Indonesia.
Namun, atas jasa dari Soekarno akhinya membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa
yang lincah, lentur dan mudah dicerna seluruh masyarakat di seluruh nusantara.
2.PERKEMBANGAN SASTRA
Hasil karya sastra pada abad XIX tidak
hanya dihasilkan oleh orang yang berasal dari Sumatra
saja. Dan bahasa yang digunakan adalah BMR (Bahasa Melayu Rendah). Meski
demikian, BMT (Bahasa Melayu Tinggi) juga berkembang pesat. Dalam
perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa kebudayaaan diantaranya :kesusastraan
Jawa, Sunda dan Bali. Yang ketiganya adalah
kesusastraan yang tertua dan kaya. Khususnya kesusastraan Jawa yang merupakan
kesusastraan yang tertua dan kaya di seluruh nusantara. Missal ; cerita Pandji.
Lalu kesusastraan Sunda kurang mendapat perhatian sehingga ada beberapa naskah
yang tidak diketahui isinya. Sedangkan kesusastraan Bali
adalah kesusastraan yang menceritakan tentang pangeran dan puteri.
Berbicara mengenai Roman, yang mulai
berkembang pada tahun 1920. dan beberapa
roman yang ada pada masa itu diterbitkan oleh Balai Pustaka. Sebagai sarana
ekspresi pengarang menyalurkan ide-idenya. Roman sendiri adalah bentuk karya
sastra yang di adaptasi dari Eropa.
3. SASTRA INDONESIA DAN SASTRA
NUSANTARA
Sastra Indonesia
adalah karya sastra yang dihasilkan dengan mengunakan bahasa Indonesia. Sedangkan sastra
nusantara adalah karya sastra yang dihasilkan dengan menggunakan bahasa daerah.
Berikut ini
adalah perbedaan cirri dari keduanya.
·
Sastra Indonesia
a.
Menggunakan bahasa Indonesia
b.
Bersifat nasionalisme
c.
Terpengaruh oleh budaya barat
d.
Bentuknya : puisi, prosa dan drama
·
Sastra Nusantara
a.
Menggunakan bahasa daerah
b.
Bersifat kedaerahan
c.
Belum terpengaruh budaya barat
d.
Bentuknya beragam : kakawin, macapat, syair, pantun,
dll.
4. PERIODE SEJARAH SASTRA INDONESIA
a. Masa
kelahiran
o
Periode awal – 1933
o
1933 – 1942
o
1942 – 1945
b. Masa perkembangan
o
1945 – 1953
o
1953 – 1961
o
1961 – sekarang
I
PERIODE 1900 – 1933
Angkatan Balai Pustaka
1. BACAAN LIAR
Bacaan liar itu sendiri timbul dari
kalangan masyarakat Ibndonesia sendiri yang haus akan buku-buku bacaan. Mengapa
demikian? Karena pada zaman penjajahan Belanda, penggunaan politik etis yang
digunakan ternyata menimbulkan efek yang positif buat bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia jadi mengenal huruf dan
buku bacaan. Dan ketika bangsa Indonesia
membaca buku karangan Max Havelarmembuat bangsa Indonesia mengerti akan arti dari
negara yang terjajah. Lalu muncul bacaan yang memberontak, melemahkan rakyat
dan bahasa yang dgunakan adlah BMRyang banyak disukai oleh para pedagang dan
buruh. Dan penerbit pada saat itu lebih mengutamakan keuntungan materi tanpa
melihat efek yang ditimbulkan. Bacaan tersebut adalah “bacaan liar” dan para
pengarangnya dikenal dengan sebutan “Pengarang liar”. Dan apabila dalam buku
bacaan tersebut terdapat unsur porngrafi maka dapat disebut “bacaan cabul”.
2. SAJAK-SAJAK YAMIN DAN ROESTAM
EFFENDI
Yamin banyak menuis sajak.
Kebanyakan berupa pujian-pujian terhadap tanah air dan bahasa bundanya.
Sedangkan Roestam Effendi banyak memiliki sajak yang didalamnya banyak
menggunakan pemerkosaan terhadap perkataan. Sehingga kita seakan dibawa oleh
pengarang ke dalam alam pikirannya.
3. BALAI PUSTAKA DAN ROMAN-ROMANNYA
Azab dan sengsara adalah roman
pertama yang diterbitkan oleh Balai Pustaka. Yang bertemakan tentang kawin
paksa dan adat yang sempat menuai protes dan sempat menjadi tema yang banyak
digemari. Lalu muncullah Muda Teruna, Siti Nurbaya, dll. Roman repenting yang
diterbitkan oleh Balai Pustaka adalah Salah Asuhan karya Abdul muis.
4. SANUSI PANE
Ia banyak menulis sajak, yang
menaruh perhatian kepada sejarah.Sanusi Pane pernah bekerja sebagai redaktur di
BP. Namun ia lebih aktif di dunia pendidikan-pengajaran sekolah kebangsaaan
karya – karyanya : Puspa Mga, Pancaran Cinta, Sandyakalaning Majapahit, dll.
II
PERIODE 1933 – 1942
Angkatan Pujangga Baru
1. LAHIRNYA MAJALAH PUJANGGA BARU
Pada tahun 1933, Sutan Takdir
Alisjahbana yang biasa dipanggil dengan sebutan STA bersama Armijn Pane, dan
Amir Hamzah mendrikan majalah Pujangga Baru yang kemudian dijadikan nama
angkatan. Majalah ini dijadikan sebagaitempat berkumpulnya kaum budayawan,
seniman dan cendekiawan yang memuatkan hasil karyanya. Ketika Jepang menduduki Indonesia
ia sempat menghentikan majalah Pijangga Baru ini karena dianggap ke
barat-baratan. Dan kembali muncul ketika Indonesia berhasil meraih
kemerdekaan. Lalu diberhentikan sendiri oleh STA yang kemudian diganti dengan
nama “konfrontasi”. Kelahiran majalah Pujangga Baru ini tidak berjalan mulus
tanpa halangan, melainkan banyak kerikil tajam yang menghalangi bahkan menuai
polemik dari golongan tua.
2. TOKOH-TOKOH PUJANGGA BARU
Sutan Takdir Alisjahbana
Beliau adalah pengarang yang
berperan penting sebagai penggerak angkatan Pujangga Baru. Beliau juga berperan
dalah lahirnya majalah Pujangga Baru. Karya-karyanya : Tak Putus Dirundung malang, Anak Perawan di
Sarang Penyamun (1932), Layar Terkembang (1936). Layer terkembang merupakan
karyanya yang penting. STA juga menulis sajak dan esai.
Armjn Pane
Ia adalah seorang organisator
Pujangga Baru. Gaya
bahasa dari Armijn Pane sangat bebas. Ia juga banyak melukiskan aspek kejiwaan
pada karyanya. Karya yang dianggap penting dalam Pujangg Baru ini adalah
“belenggu” (1940). Selain menulis roman Armijn Pane juga menulis cerpen, sajak,
esai dan sandiwara.
Amir Hamzah
Beliau adalah pengarang yang
religius. Beliau ada salah satu tokoh lahirnya majalah Pujangga Baru. Amir
Hamzah adalah seorang bangsawan. Dalam menulis sajak-sajaknya ia lebih memilih
menggunakan bahasa daerah. Ia adalah seorang yang religius namun terkadang ia
merasa putus asa karena beban hidup yang dipikulnya. Namun pada akhinya Ia
berhasil menemukan Tuhannya kembali. Karya-karyanya : Nyanyian sunyi (1937),
Amir Hamzah raja penyair Pujangga Baru (1963), dll.
J.E.Tatengkeng
Ia adalah pengarang atau juga
seorang seniman yang religius (nasrani) yang taat pada agama. Struktur puisinya
bila dibandingkan dengan para pengarang yang berasal dari Sumatra
ia adalah penyair yang paling bebas dari pengaruh pantun dan syair atau bentuk
puisi melayu lama. Karyanya Rindu Dendam (1934).
Asmara Hadi dan penyair-penyair Pujangga baaru
lainnya.
Sajak-sajak yang dihasilkan oleh
Asmara Hadi sebagian bersifat romantic dan penuh kesedihan. AM.Tahir atau
AM.Dg.Myala sajaknya cenderung melukiskan kehidupan buruh. MR.Djaroh seorang
penyairyang menaruh minat pada kehidupan si kecil. Lalu ada M.Zain Saidi,
A.Rivai, lalu ada pula Aoh.K.Hamidjaja, M.Taslim Ali, dll.
3 PARA PENGARANG BALAI PUSTAKA
Sutan Iskandar
Dahulu ia adalah seorang guru, lalu
ia melamar ke BP. Buku-bukunya mengkritik tentang keburukan adat perkawinan.
Karya- karyanya adalah Karena Mertua (1932), Tuba dibalas dengan susu (1933),
Hulu balang raja (1934), Katak hendak menjadi lembu (1935), Dewi rimba (1935),
dll.
I Gusti Nyoman Pandji Tisna
Dalam bukunya ia mencoba
menceritakan kehidupan masyarakat Bali yang ia tulis sendiri oleh putera bali
dalam bahasa Indonesia.
Hasil karyanya : Ni Rawit Ceti penjual orong, I swasta setahun di bedahulu
(1938).
BEBERAPA
PENGARANG LAIN
Pengarang – pengarang kali ini akan
membahas mengenai masalah adat dan kawin paksa. Missal : Tulis Sutan Sati dalam
karyanya Sengsara membawa Nikmat (1928), lalu Paulus Supit, Aman DT. Madjoindo
sebagai pengarang buku kanak-kanak. Suman Hasibuan pengarang cerita yang
dikarangnya mirip cerita detektif. Lalu ada Haji Said Daeng Muntu yang
menceritakan tentang pengkhianatan seorang pembantu yang telah mendapat
kepercayaan.
4. PARA
PENGARANG WANITA
Para
pengarang wanita pada angkatan ini diantaranya adalah Selasih atau yang lebih
dikenal sebagai Sariamin, dalam karyanya Kalau Tak Mungkim (1933), pengaruh
keadaan (1937). Ada
juga Hamidah, adlin Affandi, Maria Amin, dan masih banyak lagi.
5. CERITA PENDEK
Cerpen memuat cerita pendek yang
sifatnya menghibur. Para
pengarangnya M.Kasim (Teman Duduk), Suman HS. (Kawan Bergelut : 1938), HAMKA
(Haji Abdul Karim Amrullah) yang bermotif kesedihan Sa’adah Alim lalu Armijn
Pane.
6.DRAMA
Pengarng drama diantaranya adalah
Roestam Effendi, Muh.Yamin, ada juga Armijn Pane yang paling banyak mengambil
tema tentang kenyataan hidup pada zamannya.
7. ROMAN-ROMAN DARI MEDAN
DAN SURABAYA
Para pujangga yang berasal dari Medan dan Surabaya
salah satunya adalah HAMKA. Yang salah satu karyaya dianggap plagia oleh banyak
orang. Tenggelamnya Kapal VanDer Wijck dianggap plagiat dari pujangga Arab yang
bernama Mustafa Ali MAnfaluthi dan Alfonso Karr. Padahal kalau dilihat dari
ketigannya memiliki tema yang sama. Roman yang terbit dari Surabaya yang berjudul Kintamani buah tangan
Supardi yang merupakan seorang seniman.
8. PARA PENYAIR DARI SUMATRA
Para penyair yang berasal dari Sumatra adalah Yogi Al-Hasyimi, Surapaty, Samadi,
Bandaro. Sajak – sajak dari Al-Hasyimi memiliki penghayatan yang berbeda dengan
sajak Surapati yang tidak memiliki keyakinan. Lalu sajak yang dibuat oleh
HR.Bandaro ia membuat perlambangan dari pewrtempuran dengan tanah air yang
terjajah, dan masih banyak lagi.
III
PERIODE 1942 – 1945
1. SAAT-SAAT YANG MEMATANGKAN
Dengan adanya Jepang di Indonesia selama 3,5 tahun. Yang
membuat bahasa Indonesia menjadi satu-satunya bahasa yang digunakan. Yang
nantinya akan diganti dengan bahasa Jepang. Namun,niat dari Jepang ini tidak
dapat terlaksana karena JEpang sudah terkalahkan. Sebelumnya Jepang sempat
mendirikan KBS (Keimin Bunka Shidoso), 3A, Jawa hokkokai. KBS sendiri adalah
tempat dimana membuat sajak, slogan,sandiwara pesanan Jepng. Mulanya banyak
pengarang yang antusias dengan hadirnya KBS. Namun, lama kalamaan mereka merasa
curiga. Berbeda dengan Chairil Anwar yang sejak semula sudah menaruh curiga
pada organisasi KBS ini. Namun, sebaliknya Armijn Pane masih pro dengan Jepang
sehingga Amal Hamzah membuat sandiwara dengan menyindir Armijn Pane. Chairil
Anwar pun berusaha menyadarkan pujangga yang lain. Dengan sajak-sajaknya yang
spontan dengan menggunakan bahasa sehari-hari yang menulang sum-sum. Pada
angkatan ini BP menerbitkan 2 roman yang membuat orang harus bekerja keras
sehingga menghasilkan karya-karya yang pendek.
2. PARA
PENYAIR
Usmar
Ismail
a.
Sajaknya :
o
Puntung Berasap (1949)
o
Kita berjuang
o
Pujangga dan Cita-cita
o
Diserang Rasa
b.
cerpennya :
·
Pancaran Cinta (1946)
·
Gema Tanah Air (1948)
Amal
Hamzah
Ia pernah menerjemahkan beberapa
buah karya Tagore. Ketika di Zaman Jepang ia sempat mengalami rasa kehilangan
kepercayaan. Yang dibuktikan dengan sajaknya yang berjudul “pembebasan pertama
(1949), “buku dan penulis (1950).
Rosihan
Anwar
Sajaknya melukiskan semangat pemuda,
ia juga menulis cerpen yang berjudul “Radio Masyarakat”. Lalu ia juga
menerbitkan Roman “Raja Kecil, Bajak laut de Selat malaka”.
Anas
Ma’ruf
Yang dikenal sebagai organisator
kebudayaan dan penerjemah. Ia juga telah banyak menerjemahkan karya-karya
oengarang dunia.
M.S Ashar
Ia juga membuat sajak yang berjudul
“bunglon” yang mencerminkan orang-orang yang bertabiat plin-plan.
Maria Amin
dan Nursjamsu
Maria Amin membut prosa dimana ia
menggunakan simbol ikan dalam akuarium
yang berjudul “Tengoklah dunia sana”
sedangkan Nursjamsu sendiri ia melukiskan hati yang diamuk remaja. Cerpennya
berjudul “Terawang”.
3. CERITA PENDEK
Pada zaman Jepang cerpen tumbuh
dengan subur. Para pengarang dan karyanya : H.B Jassin dengan karyanya yang
berjudul “Anak Laut”, yang kemudian menggabungkannya dengan cerpen pengarang
yang lain lalu kumpulan cerpen tersebut dibukukan dengan judul “Pancaran Cinta”
(1946), lalu ada juga BAkri dengan karyanya yang berjudul “Di Tepi Kawah”
dibukukan dengan judul “jejak langkah” (1953 ) yang merupakan cerpen yang
bertemakan tentang pelarian.
4. DRAMA
Drama pada zaman ini juga hidup
dengan subur. Yang mungkin disebabkan adanya Perserikatan Oesaha Sandiwara
Jawa. Para pengarang dan karya Armijn Panr
“Jinak-jinak merpati” (1953), Umar Ismail ia menyadur karya “Kikuchi Kwan” yang
berjudul “Chichi Kairu” yang kemudian berjudul “Ayahku Pulang”, lalu dramanya
yang lain : Api, Liburan, Seniman dan Citra. Pengarang Idrus dengan
drama-dramanya yang kejahatan membalas dendam yang kemudian dibukukan dengan
judul “Dari Ave Maria ke Jalan Lain Ke Roma” dan masih banyak lagi.
IV
PERIODE 1945 - 1953
Angkatan ‘ 45
1. ANGKATAN ‘45
Penamaan angkatan 45 dicetuskan oleh
Rosihan Anwar pada tahun 1948. Adanya Gelanggang Seniman Merdeka atau yang
biasa disebut dengan “Gelanggang” saja ini tidak hanya beranggotakan para
penyair saja. Namun,para pelukis juga ikut serta didalamnya. Gelanggang Seniman
Merdeka sendiri diawali dengan adanya “Surat Kepercayaan Gelanggang”.
Gelanggang sendiri dijadikan sebagai tempat aspirasi seni para penyair.
Pernyataan nama angkatan 45 sendiri diumumkan pada majalah “Siasat”. Bahasa
yang digunakan oleh Chairil Anwar adalah bahasa percakapan sehari-hari yang
dibuatnya bernilsi sastra.
2. BEBERAPA TOKOH
Chairil
Anwar
Lahir di Medan 22 Juli 1922. pendidikan
hanya sampai SMPnamun bakat seni sudah mengalir, ia adalah seorang yang
indidualis yang bebas. Dan itu dapat dibuktikan dari sajak yang berjudul “aku”.
Dari sajak-sajak Chairil Anwar ada beberapa yang dianggap sebagai plagiat dari
penyair luar yang kemudian dibela oleh beberapa sahabat penyair dari dalam
negeri. Walau bagaimanapun juga Chairil Anwar sudah berperan penting dalam
perkembangan Sastra Indonesia.
Asrul Sani
dan Rivai Apin
Lahir pada 10 Juni 1928. ia seorang
sarjana Kedokteran Hewan. Chairil, Rivai dan Asrul dianggap sebagai pemberharu
puisi Indonesia.
Gaya bahasa
Asrul ilncah dan segar. Sajak pertamanya ketika ia mulai bergabung dengan Gema
selain menulis sajak Asrul juga menulis tentang cerpen, esai dan kritik.
Cerpennya “ Bola Lampu” , “Sahabat saya Cordiaz”, dan masih banyak lagi. Rivai
Apin juga menulis esai, cerpen dan kritikjuga menulis skenario film. Sajalnya
juga tidak sebagus Asrul tetapi sajaknya berat dengan masalah yang
sungguh-sungguh.
Idrus
Lahir pada 21 September 1921. mulanya ia seorang
pengarang roman yang romantik. Namu, setelah meliht keadaan rakyat Indonesia
yang tertindas kemudian ia mengubah temannya. Terutama dalam cerpen yang
berjudul “Surabaya”
yang banyak menuai protes dari berbagai kalangan bahkan dari kalangan pejuang
sendiri. Mengapa demikian? Karena pada cerpen yang berjudul “Surabaya itu terasa betul akan protes yang
tajam dari Idrus, disitu juga diceritakan tentang para Pejuang yang
diibaratakan sebagai koboi-koboi dan penajajh sebagai para bandit. Dan masih banyak karya – karya
Idrus yang lain. Walau demikian veliau adalah orang yang telah mengenalkan
gaya-menyoal-baru, ia juga mengenalkan para penyair luar negeri ke dalam
negeri. Begitu juga sebaliknya. Karya – karyanya dianataranya : Surabaya, Dari Ave Mari ke
Jalan Lain ke Roma.
Achdiat. K.
Mihardja
Seorang penyair yang terkemuka
dengan rimannya yang berjudul Atheis. Dalam ceritanya ia adalah seorang yang
pandai menggunakan alur “flash Back”. Jauh lebih baik jika dibandingka dengan
Merari Siregar. Ia bukanlah seoang yang produktif. Karya – karyanya adalah :
Atheis (1948), Keretakan dan ketegangan, cerpenya Kesan dan Kenangan (1961).
Pramoedya
Ananta Toer
Pengarang kelahiran 2 Februari 1925
ini adalah pengarang yang produktif. Ia telah menerbitkan banyak buku dan juga
mendapat berbagai penghargaan selama berada di dalam penjara. Entah itu itu
berupa roman, esai,cerpen dan kritik. Banyak karya yang sudah dihasilkan. Namun
ketika ia masuk ke dalam LEKRA karya dari Pram ini dilarang untuk dibaca. Meski
demikian, karya-karyanya adalah : Blora, pemburuan (1950), Subuh(1950),
Revolusi, Keluarga Gerilya, dan masih banyak lagi karya – karya yang sudah
diterjemahka yang sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti bahasa
Inggris, Belanda, Rusia, China, epang, dan lain-lain.
Mochtar
Lubis
Seorang wartawan yang juga seorang
penyair itu sempat ditahan pada asa rezim Soekarno. Pria kelahiran 7 Maret 1922
ini. Juga menerbitkan banyak karya
diantaranya adalah Tak ada esok, (1950), Jalan tak ada ujung (1952), Senja di
Jakarta, Tanah Gersang. Ia juga menulis esai dan cerpen.
Utuy
Tatang Sontani
Seorang pengarang Cianjur ini
terkenal karena drama-dramanya. Ia juga menulis Roman. Utuy seorang pengarang
yang mengedepankan individualismenya dan meniadakan norma. Sama seperti
pengarang lain ketika ia bergabung dengan LEKRA karyanya dilarang dibaca.
Karya-karya adaah Tambera (1943), Selamat jalan anak kufur (1963), dramanya ada
juga yamh didasarkan pada mitos seperti Sang kuriang dan si Kabayan.
Sitor
Situmorang
Pengarang yang menulis dengan gaya bebas bila
dibandingkan dengan yang lain. Kebanyakan karya yang ia hasilkan berupa Soneta,
lincah dan segar. Pada tahun 1966, ia ditahan karena disangka terlibat dalam
gerakan Gestapu PKI. Karya-karyanya adalah Surat Kertas Hijau (1954), Dalam
sajak (1955), Majalaj tak bernama (1956), dan lain-lain.
Aoh.K.Hadimadja
Seorang yang berkenalan dengan
sastra ketika berbaring di ranjang Rumah Sakit. Ia juga banyak menulis selama
hidupnya. Ia lebih banyak menghabiskan hidupluar negeri. Karya- karyanya :
Zahra (1952), Manusia dan Tanahnya (1952), dan masih banyak lagi.
M.Balfas
dan Rusman Sutia Sumarga
Kedua pengarang ini berbeda dari
pengarang yang sebelumnya. Dan tak banyak yang bias diceritakan dari kedua
pengarang ini. M.Balfas adalah seorang prosaissedangkan RusmanSutia Sumarga
adalah seorang pegarang cerpe yang berjudul “Gaaadis Bekasi” yang mendapat
penghargaan dari Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda.
Trisno
Sumardjo
Seorang pelukis dan juga seorang
pengarang. Ia juga produktif dalam menerjemahkan karya-karya pengarang luar
seperti : William Shakespere. Karea karyanya yang berisikan protes yang
terkesan keras dan langsung. Karya – karya dari Trisno ini juga sempat mendapat
larangan untuk dibaca. Karya – karyanya : Rumah Raja (1957), Cita Teruna
(1953), dan lain-lain.
M.Rustandi
Karta Kusuma.
Seorang pegarang yang berbeda dari
yang lain. Dramanya yang filosofis membuat banyak oang tak mengerti. Namun
dengan esai yang dibuatnya membuatnya pantas masuk ke dalam golongan angkatan
’45. Esai- esainya adalah Adam dan Anak hilang, Homo Faber, Ciliwung, dan
lain-lain.
3.PENGARANG WANITA
Untuk pengarang wanita pada angkatan
ini tidak banyak yang bermunculan diantaranya muncul nama Ida Nasution,
Suwarsih Djojopuspito, Walujati, St.Nuraini, dikenal sebagai penyair, meski ia
juga menulis cerpen, esai maupu novella. S.Rukiah yang dikenal baik sebagai
pengarang prosa.
4. BEBERAPA PENGARANG LAIN
Para
pengarang yang dimasukkan dalam subbab ini merupakan pengarang yang semata-mata
ingin menunjukkan aktifitasnya. Diantara para pengarang itu terdapat nama Barus
Siregar, cerpennya yang berjudul “Busa di laut hidup”, Zuber Usman dengan
kumpulan cerpen yang berjudul Di sepanjang jalan dengan beberapa cerita. Dan
masih banyak lagi banyak pengarang yang tidak bias saya sebutkan satu persatu.
P.Sengojo
Nama asli Suripan, pengarng
kelahiran 25 November 1926 ini adalah seorang yang surrealis dan natural. Gaya bahasanya lebih
tenang dan tajam. Dan juga mengesankan serta menyarankan pada esainya.
M.Ali
Pria keturunan India ini banyak menulis sajak yang
bersetting tentang maslah sosial. Ia juga menulis cerpen, sajak dan sandiwara.
Karyanya “Hitam di atas Putih” memiliki nilai yang tinggi disbanding dengan
karya sastra yang lain. Seperti : 5
tragedi (1954), Siksa dan bayangan (1955), dan lain-lain.
Dadang
Dwiparadja
Seorang penulis sajak”Cita-cita”
yang dimuat dalam majalah Gema. Yang waktu itu masih dalam asuhan Chairil
Anwar. Sajaknya sudah cukup banyak dan kian matang. Namun sampai saat ini belum
dibukukan.
Hardjati
S.Harto Wardjojo
Seorang pengarang sajak yang sudah
menghasilkan banyak sajak. Namun belun juga dibukukan. Ia juga aktif di dunia
jurnalistik. Selain sajak ia juga menulis esai, cerpen dan roman. Romannya
yang terkenal adalah “Munafik”.
V
PERIODE 1953 – 1961
1. KRITIS SASTRA IDONESIA
Istilah krisis sastra muncul
sepeninggal Chairil Anwar. Gelanggang seaka lumpuh, seakan lumpuh,kehilangan
vitalitas. Tak hanya itu dalam pmerintahan banyak bermunculan penyelengan
(KKN), dan para pemimpin sudah mulsi bosan untuk berjuang. Mungkin Karena buku
yang ditulkis atau dihasilkan jumlahnya relative sedikit membuat Sitor.S
menulis emai “krisis”. Yang lalu muncul berbagai symposium yang membahas
mengenai angkatan 45 atau angktan chairil Anwar ke angkatan 50 dan juga
mengensi politik. H.B Jassin juga membantah kalau sastra Indonesia tidak mengalami krisis.
2.SASTRA MAJALAH
Alasan tersebutnya karya sastra
dengan jumlah yang relative sedikit merupakan alasan utamanya. Mengapa demikian
? karena di tahun 50-an Balai Pustaka yang juga sebagai penerbit buku mengalami
perubahan status dan membuat aktifitas sastra hanya dalam bentuk majalah.
Seperti kita tau di dalam majalah hanya mampu menerbitkan sajak, cerpen dan
karangan yang tidakk panjang. Mungkin itulah penyebab munculnya “krisis
sastra”. Dalam beberapa symposium sastra juga membahas mengenai ngkatan sesudah
45 yaitu angkatan 50-an. Padangkatan ini peran majalah sangat penting.
3. BEBERAPA PENGARANG
Nugoho
Notosusanto
Semula ia adalahpengarang sajak
namun karena merasa tak mendapat kepuasan ia mengubah haluan menjadi pengarang
cerpen dan esai. Kumpulan cerpennya Hujan kepagian (1958), Tiga kota (1959), Rasa Sayange
(1963), ia adalah salah seorang pengambil inisiatif untuk mengadakan simposium.
A.A Navis
Jika dilihat dari usianya ia lebih
cocok digolongkan pada angkatanpujangga baru. Karena ia mulai terkenal ketika
ia mengumumkan kumulan cerpenny yang berjudul “Robohnya Surau Kami” (1955),
lalu disusul dengan Hujan Panas (1954), ia juga menulis roman yang berjudul “kemarau” (1967). A.A Navis
mengutamakan perihal agama pada karya-karyanya.
Trisnoyuwono
Seorang cerpenis kelahiran 18
Januari 1928 ini telah bnanyak menghasilkan banyak cerpen dan beberapa buah
buku yang merupakan kumpulan cerpen. Ia juga menulis banyak roman. Karya-karya
ialah Laki-laki dan mesiu (1957), lalu diromankan dengan judul Pagar kawat
berduri (1962). Dan cerpennya yang berjudul Di medan perang merupakan cerpen terbsiknya, dan
masih banyak lagi.
Iwan
Simatupang
Mula-mula ia menulis sajak, lalu ia
mulai menulis esai,roman, cerpen dan drama.banyak drama yang sudah Ia hasilkan.
Ia mengambil tema individualitasdan kebebasan. Drama-dramanya : Bulan bujur
sangkar, Teman, RT nol/RW nol,. Romannya Ziarah, Kering, Merahnya merah, dan lain-lain.
Toha
Muchtar
Ia seorang yang produktif, ia juga
seorang cerpenis. Mula-mula cerpenny termuat dalam majalah hiburan bukan
termuat dalam majalah sastra. Namun ketika roman “Pulang” (1918) ia mulai
dikenal, lalu diikuti dengan roman-roman yang lain seperti Sepi daerah tak
bertuan (1963), Bukan karena kau (1968) dan Kabut rendah (1968).
Subagio
Sastrawardoyo
Beliau adalsh seorangn penulis
prosa. Bukunya yang pertama yang berjudul Simpony” (1957) bahasanya bersih dan
jernih, cerpennya yang lain berjudul Perawan tua. Ia juga menulis esai, namun
ia lebih dikenal sebagi seorang penyair.
Motinggi
Bosje
Seorang pengarang yang paling
produktif. Banyak buku yang sudah ia hasilkan. Ia dikenal melalui
drama-dramanya. Karena banyak buku and dibuat. Dan pelukuisan yang kurang pas
membuat kesan terburu-buru pada karyanya terutam a pada karyanya roman trilogy.
Drama-dramanya Malam jalanan, Badai sampai sore, Nyonya dan nyonya ,dan
lain-lain . roman triloginya berjudul Retno letari, Bibi Marsiti, Tante
maryati, dn lain-lain.
Para pengarang lain
Pengarng-pengarng ini kebanyakan
menulis cerpen. Misal : Rijono Pradikto adalah pengarang yang paling banyak
menulis cerpen di Indonesia.
Masih ada nama-nama lain diantaranya adalah S.M Ardan, Sukanto S.A, Alex
A’xandre leo, Bokor Hutasuhut, Alex.L.Tobing, Ali Audah, Suwardi Idris, dan
lain-lain.
4. BEBERAPA PENYAIR
Toto
Sudarto Bachtiar
Seorang penyair, ia telah banyak
menghasilkan sajak, hingga dapat dikumpulkan dan juga dibukukan dalam buah buku yang pertama Suara (1956) dan yang
kedua Etsa (1958). Nada dalam sajaknya terkesan murung dan terasing. Ia merasa
dekat dan senasib dengan para penyair Indonesia juga penyair yang berasal
dari luar negeri. Ia juga menerjemahkan cewrpen yang diberi judul Bonglon
(1965). Ia kadang kala menulis esai.
W.S.Rendra
Nama yang sudah tak asing lagi,
ialah penyair yang terpenting pada angkatan 50-an ini. Banyak sajak yang sudah
ia hasilkan. Sajaknya sangalah menarik karena ia mengambil tema sederhana
seperti percintaan, perkawinan, batu kali, pengalaman berjalan malam, dan
lain-lain. Sajaknya berupa epika yang berbeda dengan yang lain, selain menulis
sajak ia juga menulis cerpen dan juga menulis drama (jadi sutradara atau
pemain). Menerjemahkan drama asing dan ia juga memperkenalkan dunia teater yang
didalamnya terdapat improvisasiyang mau lepas dari sastra yang menuai banyak
pro dan kontra. Karyanya : kakawin-kawin, malam stanza, nyanyian ari jalanan,
sajak-sajak dua belas perak, dan lain-lain.
Ramadhan
KH.
Berbeda dari pengarang lain yang
mengawali hubungan sastra sengan menulis sajak, Ramadhan ini memulai menulis
cerpen. Dan ia juga banyak menghasilkan sajak, ia juga seorang penterjemah. Ramadhan
juga menulis roman yang berjudul Royan Revolusi dan sajaknya yang berjudul
Priagnan Si Jelita. Keduanya mendapat penghargaan dari B.K.M.N dan dari IKAPI
UNESCO.
Kirdjo
Muyo
Banak sekali menulis sajak. Namun
sajak-sajaknyqa panjang – panjang banyak lirik dan itu mengingatkan kita akan
tembang jawa Macapat. Ia mengambil tema tentang alam, tanah air, dan lain-lain.
Ia juga menulis drama. Karya – karyanya : Orang-orang di tikungan jalan (1955),
Renggali Intan (1957), da lain-lain.
Beberapa penyair
lainnya
Harjon.A (1930), M.H Umar
(1931),Odeh.S (1930), Sugiarta.S, Surahman, Ayatrohadi, dan lain-lain. Mereka
semua adalah pengarang sajak, cerpen dan ada juga yang menulis drama radio.
Namun sayangnya karya-karyanya belum juga mendapat kesempatan untuk dijadikan
sebuah buku.
Drama
Dahulu Utuy.T.Sontani adalah
satu-satunya penulis drama. Namun disekitar tahun 50-an muncul nama-nama
seperti : Motinggo Bosje, W.S Rendra, Kirdjomulyo, M.Jusa dan Nasjah Djamin.
Nasjah
Jamin
Yang lebih dikenal sebagai seorang
pelukis, ia juga menulis tentang roman, cerpen dan drama. Karya-karyanya
sekelumit seperti Nyanyian Sunda (1964), Jembatan Gondolayu, Di Bawah kaki Pak
Dirman, dan lain-lain.
H.M.Jusa
Biran
Ia terkenal melalui sketsa tentang
kehidupan “Seniman Semen”, ia juga menulis drama yang berjudul “bung besar”,
Setengah jalanmenjelang maut (1968) dan romannya Menyusuri jejak berdarah (1968). Ia juga membuat film.
6. PARA
PENGARANG WANITA
Kita
mengenal nama NH.Dini, pengarng roman Namaku hiroko, Pada sebuah Kapal, La
Barka, dan beberapa cerpen. Wanita kelahiran 29 Februari ini memulai kariernya
dengan menulis cerpen. Dan ia mengangkat tema kewanitaan yang dunianya terjepit
diantara dunia laki-laki. Pegarang wanita yang lain adalah Surtiningsih,
Djasitinah, B.Supeno dan Hartini.
VI
PERIODE 1961 – SEKARANG
1. SASTRA DAN POLITIK
Hubungan antara sastara dengan
politik memiliki hubungan yangerat, keduanya tak dapat dipisahkan. Banyak para
pengarang yang memiliki pandangan terhadap politik atau bahkan sebagai
politisi. Adanya polemic yang bertentangan anatara paham realis-sosialis yang
menyatakan “Seni untuk Masyarakat” dan paham hunamis-universal yang menyatakan
“seni untuk seni”. Pertentangan itu menimbulkan munculnya 2 kubu. Kubu yang
berpaham Seni untuk seni dari golongan gelanggangdan juga kubu yang berfaham
seni untuk masyarakat dari golongan LEKRA. Lekra sendiri adalah golongan PKI
yang berfaham komunis. Dengan adanya dukungan dari Sukarno, Lekra semakin
Agrsif. Ia menggunakan terror Intensif kepada semua pengarang di seluruh
Indonesiauntuk ikut bergabung dan menghantam Manikebu (Manifesti Kbudayaan)
yang anti komunis.dengan adanya terror dari PKI. Menyebabkan banyak pengarang
yang dulunya kontra sekarang menyatakan bergabung.
2. MANIFES KEBUDAYAAN DAN KONFERENSI
KARYAWAN PENGARANG SE-INDONESIA.
Atas isaha dari HB.Jassin, dan
kawan-kawan.yang masih berpegang teguh pada paham humanis universal juga anti
komunis. Mendirikan majalah sastra yng memuat cerpen, esai dan kritik. Dan pad
tanggal 17 Agustus 1963 diumumkannya Manifes Kebudayaan, yang di tanda tangani
oleh sejumlah pengarang dan pelukis. Dan mendapat sambutan angat dari seluruh
pengarang yang berada dari seluruh nusantara. Dengan adanya Manikebu membuat
Lekra semakin mudah menghancurkan pihak yang tidak sejalan dengannya. Pihak
Manikebu sendiri tidak tinggal diam mereka membentuk PKPI. Adanya dukungan dari
Sukarno membuat Lekra semakin merajalela dan menghancurkan Manikebu. Para pengarang sudah mencoba meminta maaf namun tetap
saja majalah-majalah pengarng dilarang terbit.sehingga ababila mereka masih
ingin menghasilkan karya mereka menggunakan nama samaran. Dan ketika
menerbitkannya pu tidak semua penerbit mau menerbitkannya. Beberapa penerbit
yang mau menerbitkan karya pengarang ini merasa takut kalau Lekra
mengetahuinya. Pada awal tahun 1966, dengan adanya kumpulan sajak dari Taufiq
Ismail yang berjudul Tirani dan Benteng menjadi klimaks pada pertentangan
tersebut. Dan disitulah awal dari periode sastra kontenporeryang meski bersifat
humanis namun masih menyisakan tempat buat politik. Tahun 1966 ini muncul
berbagai majalah ebagi tempat pengarang dan karyanya.
3. Para
Pengarang LEKRA
Para pengarang Jepang diantarnya
adlah Sitor Situmorang, Rivai Apin, S.Anantaguna, S.Rukiah, Pramoedya Ananta
Toer, S.Rukiah, Kuslan Budiman, S.Wisnu.K, Sobron Aidit, Utuy.T.Sontani, Dodong
Dwiparadja, dan lain – lain.
4 Para Pengarang Keagamaan
Pada periode ini, usaha untuk
menerbitkan buku hanya terbatas.dan hanya majalah basis (Majalah Sastra yang
berhubungan agama katolik) yang bias terbit, para pengarangnya adalah :
Djamil Suherman,
M.Saribi Afn,, Dick Hartoko, W.S Rendra, M.Jusa Biran, dari agama Islam ada
M.Poppy Hutagalung, Ade Hardjana, A.A Navis, Satyagraha, dan lain-lain.
5
SAJAK – SAJAK PERLAWANAN TERHADAP TIRANI
Dengan adanya LEKRA dan berbagai
pertentangan membuat para seniman berupaya mempertahankan prinsipnya. munculnya
TRITURA yang diikuti olehpara pengarng
dan beberapa penyair dengan menyebarkan sajak yang diterbitkan dengan stensil
diantara para demonnstran. Diantara sajak-sajak yang melawan pemerintahan yang
tireani, sajak yang berjudul “Tirani dan Benteng” karya Taufiq Ismail merupakan
sajak yang paling penting. Sajak – sajak yang lain Perlawanan, Mereka telah
bangkit (Bur Rasuanto), Pembebasan (Abdul Wahid.S), Kebangkitan (5 Penyair
mahasiswa Fakultas sastra), dan lain-lain. Dalam majalah horizon H.B Jassin
melalui tulisannya memproklamasikan angkatan ’66. Pernyataan ini menuai
berbagai reaksi.
Berbagai Pengarang.
Pengarang-pengarang angkatan ’66 ini
diantaranya adalah Ajib Rosjidi, W.S Rendra, Mansur Samin, Yusach Ananda, dan
lain-lain. Ada pula
pengarang prosa yang muncul, diantaranya adalah. B.Soelarto, Bur Rasuanto,
A.Bastari Amin, Satyagaha Oerip Suprobo, Gersoi Poyk, L.C Bach, Djamri Obeng,
Poernawan Tjondronagoro, Rosida Amir, Tabrin Tahar, dan lain-lain.
Beberapa Penyair
Taufiq
Ismail
Penyair kelahiran tahun 1937 silam
berperan penting dalam perubahan politik di negeri ini. Dalah sajak-sajaknya
yang keras, dan penuh dengan protes tajam terhadap kepincangan pemerintahan,
ikut mewarnai perjuangan mahasiswa dalam memperbaharui perubahan politik pada
masa itu. Demikian juga ketika mahasiswa yang bernama Arif Rahman Hakim
tertembak ketika melakukan demonstrasi. Hal itu tak mengurungkan niat para
mahasiswa malah itu membuat semangat. Belakangan Taufiq Ismail ia banyak
menulis esai,sajak, cerpen dan ia juga duduk sebagi anggota Dewan Kesenian
Jakarta (Kolumnis).
Goenawan
Muhammad
Ia seorang penyair yang berbakat dan
produktif. Sajak-sajaknya memiliki suasana muram sepi menyendiri. Goenaawn
sendiri mengambil tema agama pada esai dan sajaknya.
Penyair-penyair
yang lain.
Para
penyair ini kebanyakan menulis sajak. Nama-namanya Sani.KM, Supardi Djoko
Damono, S.Hartojo, Arifin.C.Noer, dan lain – lain. Para
penyairnya Firdaus T.F, Rahmat Djoko Pradopo, dan Slamet Karnanto. Mereka ini
adalah para penyair yang berhasil menerbitkan kumpulan sajak.
8. PARA
PENGARANG WANITA.
Muncul nama S.Tjahyaningsih,
Ernisiswati Hutomo, Enny Sumargo, adalah penulis cerpen sedang Susi Aminah Aziz
dan Isma Sawitri adalah penulis sajak. Meski terkesan sedikit namun pengarang
wanita mengalami penambahan dari waktu ke waktu.
9.DRAMA
Pementasan drama pada angkatan ini
mengalami peningkatan mulanya ide yang digunakan adalah saduran amun karena
membuat para pengarang tergugah oleh menulis drama asli. Temayang diangkat ada
yang berkisar tentang agama, dan juga masalah lain. Penulis drama antara lain
M.Dipenogoro, M.Yunan Helmi, Saini KM, B.Soelarto, dan Arifin. C. Noer.
10.
ESAI
Penulisan esai juga mendapat
perhatian dari para pengarang seperti Goenawan Muhammad, Arif Budiman, D.A
Rerasi, Dick Hartoko, Anred Hadjana, Sunento Juliman, dan lain-lain. Namun
saying semua esai buah tangan HB.Jassin dan Satyagraha Hoerip Suprobo.
VII
TAMBAHAN
1.
H.B JASSIN DAN PENELAHAAN SASTRA INDONESIA
Dengan adanya pendidikan mengensi
sastra karena adanya pengajaran. Pengajarannyasendiri meliputi : teori sastra,
sejarah sastra dan kritik sastra. Dalam penelahaan sejarah sastra belum cukup
banyak. Berkat peran HB.Jassin yang memberi perkuliahan di fakultas Sastra Universitas
Indonesia
dan memunculkan penelaah-penelaah sastra muncul yang merupakan anak didiknya.
Seperti : J.U Nasution, Asmara
Hadi, Boen.S. Oemarjati, M.S Hutagalung, Bahrum Rangkuli, dan masih banyak
lagi. Selain penelaah dari dalam negeri penelaah dari luar negeri juga menaruh
minat pada sejarah sastra Indonesia
seperti : C.Hoykaas, A.Teuw, Burton Raffel, dan lain-lain.
2.MASALAH
ANGKATAN
Ini adalaah masalah merupakan
masalah yang takkunjung selesai. Adanya peredaan pendapat mengenai penamaan
angkatan menurut Pane penelaah sastra yang digolongkan berdasarkan kehadiran
angkatan sendiri. Masalah ini sempat ramai dibicarakan. Adanya penamaan
angkatan ’45 oleh Rosihan Anwar yang kemudian diikuti oleh penamaan angkatan –
angkatan yang lain yang menuai banyak pro dan kontra.
3.
HADIAH-HADIAH SASTRA
Hadiah ini diberikan dalam rangka
penghargaan terhadap para pengarang dan juga para ilmuwan. Dan dengan diberikan
hadia-hadiah tersebut digunakan sebagai perangsang. Diluar negeri juga ada
hal-hal seperti ini. Untuk penghargaan sastra dalam negeri misalnya Hadiah
Sastra Nasional BMKN, yang diraih oleh Utuy.T.Sontani dan M.Taslim Ali, lalu
ada uga penghargaan yang diberikan oleh Muh.Yamin yang diberi nama Hadiah
Sastra Yamin, Hadiah Sastra Tahunsn yang diberikan oleh pemerintah dan juga
dari pihak-pihak majalah yang diberi nama Sastra Majalah yang diraih oleh
majalah Kisah Sastra, Majalah Hrison, Majalah Siasat, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar