Kamis, 17 November 2011

SEJARAH SASTRA


PENGANTAR

1.TINJAUAN SEJARAH
            Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki letak yang strategis antara 2 benua dan dua samudra. Dan juga memiliki kekayaan alam yang melimpah. Membuat negara barat ingin memiliki Indonesia. Dan menjadikannya negara jajahan. Akhirnya pada abad XX seluruh kepulauan Indonesia berhasil ditaklukkan oleh Belanda. Karena adanya penjajahan itulah menimbulkan perbedan dan pertumbuhan kebudyaa, cita-cita dan pola piker. Karena adanya perasaan senasib dan seperjuangan dan perlawanan yang bersifat sporadis yang tidak menimbulkan hasil. Pada awal abad XX, tepatnya tahun 1928 lahirlah “Sumpah Pemuda” yang merupakan tanda nasionalisme. Adanya politik etis yang dijalankan oleh Belanda secara tak langsung membuat bangsa Indonesia berfikir kalau dirinya adalah bangsa yang terjajah. Dan berusaha untuk merdeka. Karena bangsa Indonesia sudah gemar akan membaca membuat muncunya istilah “bacaan liar” dan “Pengarng liar”. Untuk memenuhi harapan masyarakat karena mulai bertambahnya minat membaca. Meski pengaruh bangsa Indonesia besar terhadap lahirnya bahasa Indonesia. Namun, atas jasa dari Soekarno akhinya membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa yang lincah, lentur dan mudah dicerna seluruh masyarakat di seluruh nusantara.

2.PERKEMBANGAN SASTRA
            Hasil karya sastra pada abad XIX tidak hanya dihasilkan oleh orang yang berasal dari Sumatra saja. Dan bahasa yang digunakan adalah BMR (Bahasa Melayu Rendah). Meski demikian, BMT (Bahasa Melayu Tinggi) juga berkembang pesat. Dalam perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa kebudayaaan diantaranya :kesusastraan Jawa, Sunda dan Bali. Yang ketiganya adalah kesusastraan yang tertua dan kaya. Khususnya kesusastraan Jawa yang merupakan kesusastraan yang tertua dan kaya di seluruh nusantara. Missal ; cerita Pandji. Lalu kesusastraan Sunda kurang mendapat perhatian sehingga ada beberapa naskah yang tidak diketahui isinya. Sedangkan kesusastraan Bali adalah kesusastraan yang menceritakan tentang pangeran dan puteri.
            Berbicara mengenai Roman, yang mulai berkembang pada  tahun 1920. dan beberapa roman yang ada pada masa itu diterbitkan oleh Balai Pustaka. Sebagai sarana ekspresi pengarang menyalurkan ide-idenya. Roman sendiri adalah bentuk karya sastra yang di adaptasi dari Eropa.

3. SASTRA INDONESIA DAN SASTRA NUSANTARA
            Sastra Indonesia adalah karya sastra yang dihasilkan dengan mengunakan bahasa Indonesia. Sedangkan sastra nusantara adalah karya sastra yang dihasilkan dengan menggunakan bahasa daerah.
Berikut ini adalah perbedaan cirri dari keduanya.
·         Sastra Indonesia
a.       Menggunakan bahasa Indonesia
b.      Bersifat nasionalisme
c.       Terpengaruh oleh budaya barat
d.      Bentuknya : puisi, prosa dan drama
·         Sastra Nusantara
a.       Menggunakan bahasa daerah
b.      Bersifat kedaerahan
c.       Belum terpengaruh budaya barat
d.      Bentuknya beragam : kakawin, macapat, syair, pantun, dll.

4. PERIODE SEJARAH SASTRA INDONESIA
           

a. Masa kelahiran
o   Periode awal – 1933
o   1933 – 1942
o   1942 – 1945

b. Masa perkembangan
o   1945 – 1953
o   1953 – 1961
o   1961 – sekarang


I
PERIODE 1900 – 1933
Angkatan Balai Pustaka

1. BACAAN LIAR
            Bacaan liar itu sendiri timbul dari kalangan masyarakat Ibndonesia sendiri yang haus akan buku-buku bacaan. Mengapa demikian? Karena pada zaman penjajahan Belanda, penggunaan politik etis yang digunakan ternyata menimbulkan efek yang positif buat bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia jadi mengenal huruf dan buku bacaan. Dan ketika bangsa Indonesia membaca buku karangan Max Havelarmembuat bangsa Indonesia mengerti akan arti dari negara yang terjajah. Lalu muncul bacaan yang memberontak, melemahkan rakyat dan bahasa yang dgunakan adlah BMRyang banyak disukai oleh para pedagang dan buruh. Dan penerbit pada saat itu lebih mengutamakan keuntungan materi tanpa melihat efek yang ditimbulkan. Bacaan tersebut adalah “bacaan liar” dan para pengarangnya dikenal dengan sebutan “Pengarang liar”. Dan apabila dalam buku bacaan tersebut terdapat unsur porngrafi maka dapat disebut “bacaan cabul”.

2. SAJAK-SAJAK YAMIN DAN ROESTAM EFFENDI
            Yamin banyak menuis sajak. Kebanyakan berupa pujian-pujian terhadap tanah air dan bahasa bundanya. Sedangkan Roestam Effendi banyak memiliki sajak yang didalamnya banyak menggunakan pemerkosaan terhadap perkataan. Sehingga kita seakan dibawa oleh pengarang ke dalam alam pikirannya.

3. BALAI PUSTAKA DAN ROMAN-ROMANNYA
            Azab dan sengsara adalah roman pertama yang diterbitkan oleh Balai Pustaka. Yang bertemakan tentang kawin paksa dan adat yang sempat menuai protes dan sempat menjadi tema yang banyak digemari. Lalu muncullah Muda Teruna, Siti Nurbaya, dll. Roman repenting yang diterbitkan oleh Balai Pustaka adalah Salah Asuhan karya Abdul muis.

4. SANUSI PANE
            Ia banyak menulis sajak, yang menaruh perhatian kepada sejarah.Sanusi Pane pernah bekerja sebagai redaktur di BP. Namun ia lebih aktif di dunia pendidikan-pengajaran sekolah kebangsaaan karya – karyanya : Puspa Mga, Pancaran Cinta, Sandyakalaning Majapahit, dll.























II
PERIODE 1933 – 1942
Angkatan Pujangga Baru

1. LAHIRNYA MAJALAH PUJANGGA BARU
            Pada tahun 1933, Sutan Takdir Alisjahbana yang biasa dipanggil dengan sebutan STA bersama Armijn Pane, dan Amir Hamzah mendrikan majalah Pujangga Baru yang kemudian dijadikan nama angkatan. Majalah ini dijadikan sebagaitempat berkumpulnya kaum budayawan, seniman dan cendekiawan yang memuatkan hasil karyanya. Ketika Jepang menduduki Indonesia ia sempat menghentikan majalah Pijangga Baru ini karena dianggap ke barat-baratan. Dan kembali muncul ketika Indonesia berhasil meraih kemerdekaan. Lalu diberhentikan sendiri oleh STA yang kemudian diganti dengan nama “konfrontasi”. Kelahiran majalah Pujangga Baru ini tidak berjalan mulus tanpa halangan, melainkan banyak kerikil tajam yang menghalangi bahkan menuai polemik dari golongan tua.

2. TOKOH-TOKOH PUJANGGA BARU
Sutan Takdir Alisjahbana
            Beliau adalah pengarang yang berperan penting sebagai penggerak angkatan Pujangga Baru. Beliau juga berperan dalah lahirnya majalah Pujangga Baru. Karya-karyanya : Tak Putus Dirundung malang, Anak Perawan di Sarang Penyamun (1932), Layar Terkembang (1936). Layer terkembang merupakan karyanya yang penting. STA juga menulis sajak dan esai.
Armjn Pane
            Ia adalah seorang organisator Pujangga Baru. Gaya bahasa dari Armijn Pane sangat bebas. Ia juga banyak melukiskan aspek kejiwaan pada karyanya. Karya yang dianggap penting dalam Pujangg Baru ini adalah “belenggu” (1940). Selain menulis roman Armijn Pane juga menulis cerpen, sajak, esai dan sandiwara.

Amir Hamzah
            Beliau adalah pengarang yang religius. Beliau ada salah satu tokoh lahirnya majalah Pujangga Baru. Amir Hamzah adalah seorang bangsawan. Dalam menulis sajak-sajaknya ia lebih memilih menggunakan bahasa daerah. Ia adalah seorang yang religius namun terkadang ia merasa putus asa karena beban hidup yang dipikulnya. Namun pada akhinya Ia berhasil menemukan Tuhannya kembali. Karya-karyanya : Nyanyian sunyi (1937), Amir Hamzah raja penyair Pujangga Baru (1963), dll.
J.E.Tatengkeng
            Ia adalah pengarang atau juga seorang seniman yang religius (nasrani) yang taat pada agama. Struktur puisinya bila dibandingkan dengan para pengarang yang berasal dari Sumatra ia adalah penyair yang paling bebas dari pengaruh pantun dan syair atau bentuk puisi melayu lama. Karyanya Rindu Dendam (1934).
Asmara Hadi dan penyair-penyair Pujangga baaru lainnya.
            Sajak-sajak yang dihasilkan oleh Asmara Hadi sebagian bersifat romantic dan penuh kesedihan. AM.Tahir atau AM.Dg.Myala sajaknya cenderung melukiskan kehidupan buruh. MR.Djaroh seorang penyairyang menaruh minat pada kehidupan si kecil. Lalu ada M.Zain Saidi, A.Rivai, lalu ada pula Aoh.K.Hamidjaja, M.Taslim Ali, dll.

3 PARA PENGARANG BALAI PUSTAKA
Sutan Iskandar
            Dahulu ia adalah seorang guru, lalu ia melamar ke BP. Buku-bukunya mengkritik tentang keburukan adat perkawinan. Karya- karyanya adalah Karena Mertua (1932), Tuba dibalas dengan susu (1933), Hulu balang raja (1934), Katak hendak menjadi lembu (1935), Dewi rimba (1935), dll.
I Gusti Nyoman Pandji Tisna
            Dalam bukunya ia mencoba menceritakan kehidupan masyarakat Bali yang ia tulis sendiri oleh putera bali dalam bahasa Indonesia. Hasil karyanya : Ni Rawit Ceti penjual orong, I swasta setahun di bedahulu (1938).

BEBERAPA PENGARANG LAIN
            Pengarang – pengarang kali ini akan membahas mengenai masalah adat dan kawin paksa. Missal : Tulis Sutan Sati dalam karyanya Sengsara membawa Nikmat (1928), lalu Paulus Supit, Aman DT. Madjoindo sebagai pengarang buku kanak-kanak. Suman Hasibuan pengarang cerita yang dikarangnya mirip cerita detektif. Lalu ada Haji Said Daeng Muntu yang menceritakan tentang pengkhianatan seorang pembantu yang telah mendapat kepercayaan.

4. PARA PENGARANG WANITA
            Para pengarang wanita pada angkatan ini diantaranya adalah Selasih atau yang lebih dikenal sebagai Sariamin, dalam karyanya Kalau Tak Mungkim (1933), pengaruh keadaan (1937). Ada juga Hamidah, adlin Affandi, Maria Amin, dan masih banyak lagi.

5. CERITA PENDEK
            Cerpen memuat cerita pendek yang sifatnya menghibur.  Para pengarangnya M.Kasim (Teman Duduk), Suman HS. (Kawan Bergelut : 1938), HAMKA (Haji Abdul Karim Amrullah) yang bermotif kesedihan Sa’adah Alim lalu Armijn Pane.

6.DRAMA
            Pengarng drama diantaranya adalah Roestam Effendi, Muh.Yamin, ada juga Armijn Pane yang paling banyak mengambil tema tentang kenyataan hidup pada zamannya.

7. ROMAN-ROMAN DARI MEDAN DAN SURABAYA
            Para pujangga yang berasal dari Medan dan Surabaya salah satunya adalah HAMKA. Yang salah satu karyaya dianggap plagia oleh banyak orang. Tenggelamnya Kapal VanDer Wijck dianggap plagiat dari pujangga Arab yang bernama Mustafa Ali MAnfaluthi dan Alfonso Karr. Padahal kalau dilihat dari ketigannya memiliki tema yang sama. Roman yang terbit dari Surabaya yang berjudul Kintamani buah tangan Supardi yang merupakan seorang seniman.

8. PARA PENYAIR DARI SUMATRA
            Para penyair yang berasal dari Sumatra adalah Yogi Al-Hasyimi, Surapaty, Samadi, Bandaro. Sajak – sajak dari Al-Hasyimi memiliki penghayatan yang berbeda dengan sajak Surapati yang tidak memiliki keyakinan. Lalu sajak yang dibuat oleh HR.Bandaro ia membuat perlambangan dari pewrtempuran dengan tanah air yang terjajah, dan masih banyak lagi.





















III
PERIODE 1942 – 1945

1. SAAT-SAAT YANG MEMATANGKAN
             Dengan adanya Jepang di Indonesia selama 3,5 tahun. Yang membuat bahasa Indonesia menjadi satu-satunya bahasa yang digunakan. Yang nantinya akan diganti dengan bahasa Jepang. Namun,niat dari Jepang ini tidak dapat terlaksana karena JEpang sudah terkalahkan. Sebelumnya Jepang sempat mendirikan KBS (Keimin Bunka Shidoso), 3A, Jawa hokkokai. KBS sendiri adalah tempat dimana membuat sajak, slogan,sandiwara pesanan Jepng. Mulanya banyak pengarang yang antusias dengan hadirnya KBS. Namun, lama kalamaan mereka merasa curiga. Berbeda dengan Chairil Anwar yang sejak semula sudah menaruh curiga pada organisasi KBS ini. Namun, sebaliknya Armijn Pane masih pro dengan Jepang sehingga Amal Hamzah membuat sandiwara dengan menyindir Armijn Pane. Chairil Anwar pun berusaha menyadarkan pujangga yang lain. Dengan sajak-sajaknya yang spontan dengan menggunakan bahasa sehari-hari yang menulang sum-sum. Pada angkatan ini BP menerbitkan 2 roman yang membuat orang harus bekerja keras sehingga menghasilkan karya-karya yang pendek.

2. PARA PENYAIR
Usmar Ismail
a.       Sajaknya :
o      Puntung Berasap (1949)
o      Kita berjuang
o      Pujangga dan Cita-cita
o      Diserang Rasa
b.      cerpennya :
·               Pancaran Cinta (1946)
·               Gema Tanah Air (1948)
Amal Hamzah
            Ia pernah menerjemahkan beberapa buah karya Tagore. Ketika di Zaman Jepang ia sempat mengalami rasa kehilangan kepercayaan. Yang dibuktikan dengan sajaknya yang berjudul “pembebasan pertama (1949), “buku dan penulis (1950).
Rosihan Anwar
            Sajaknya melukiskan semangat pemuda, ia juga menulis cerpen yang berjudul “Radio Masyarakat”. Lalu ia juga menerbitkan Roman “Raja Kecil, Bajak laut de Selat malaka”.
Anas Ma’ruf
            Yang dikenal sebagai organisator kebudayaan dan penerjemah. Ia juga telah banyak menerjemahkan karya-karya oengarang dunia.
M.S Ashar
            Ia juga membuat sajak yang berjudul “bunglon” yang mencerminkan orang-orang yang bertabiat plin-plan.
Maria Amin dan Nursjamsu
            Maria Amin membut prosa dimana ia menggunakan simbol ikan dalam akuarium  yang berjudul “Tengoklah dunia sana” sedangkan Nursjamsu sendiri ia melukiskan hati yang diamuk remaja. Cerpennya berjudul “Terawang”.

3. CERITA PENDEK
            Pada zaman Jepang cerpen tumbuh dengan subur. Para pengarang dan karyanya : H.B Jassin dengan karyanya yang berjudul “Anak Laut”, yang kemudian menggabungkannya dengan cerpen pengarang yang lain lalu kumpulan cerpen tersebut dibukukan dengan judul “Pancaran Cinta” (1946), lalu ada juga BAkri dengan karyanya yang berjudul “Di Tepi Kawah” dibukukan dengan judul “jejak langkah” (1953 ) yang merupakan cerpen yang bertemakan tentang pelarian.

4. DRAMA
            Drama pada zaman ini juga hidup dengan subur. Yang mungkin disebabkan adanya Perserikatan Oesaha Sandiwara Jawa. Para pengarang dan karya Armijn Panr “Jinak-jinak merpati” (1953), Umar Ismail ia menyadur karya “Kikuchi Kwan” yang berjudul “Chichi Kairu” yang kemudian berjudul “Ayahku Pulang”, lalu dramanya yang lain : Api, Liburan, Seniman dan Citra. Pengarang Idrus dengan drama-dramanya yang kejahatan membalas dendam yang kemudian dibukukan dengan judul “Dari Ave Maria ke Jalan Lain Ke Roma” dan masih banyak lagi.

























IV
PERIODE 1945  - 1953
Angkatan ‘ 45

1. ANGKATAN ‘45
            Penamaan angkatan 45 dicetuskan oleh Rosihan Anwar pada tahun 1948. Adanya Gelanggang Seniman Merdeka atau yang biasa disebut dengan “Gelanggang” saja ini tidak hanya beranggotakan para penyair saja. Namun,para pelukis juga ikut serta didalamnya. Gelanggang Seniman Merdeka sendiri diawali dengan adanya “Surat Kepercayaan Gelanggang”. Gelanggang sendiri dijadikan sebagai tempat aspirasi seni para penyair. Pernyataan nama angkatan 45 sendiri diumumkan pada majalah “Siasat”. Bahasa yang digunakan oleh Chairil Anwar adalah bahasa percakapan sehari-hari yang dibuatnya bernilsi sastra.

2. BEBERAPA TOKOH
Chairil Anwar
            Lahir di Medan 22 Juli 1922. pendidikan hanya sampai SMPnamun bakat seni sudah mengalir, ia adalah seorang yang indidualis yang bebas. Dan itu dapat dibuktikan dari sajak yang berjudul “aku”. Dari sajak-sajak Chairil Anwar ada beberapa yang dianggap sebagai plagiat dari penyair luar yang kemudian dibela oleh beberapa sahabat penyair dari dalam negeri. Walau bagaimanapun juga Chairil Anwar sudah berperan penting dalam perkembangan Sastra Indonesia.
Asrul Sani dan Rivai Apin
            Lahir pada 10 Juni 1928. ia seorang sarjana Kedokteran Hewan. Chairil, Rivai dan Asrul dianggap sebagai pemberharu puisi Indonesia. Gaya bahasa Asrul ilncah dan segar. Sajak pertamanya ketika ia mulai bergabung dengan Gema selain menulis sajak Asrul juga menulis tentang cerpen, esai dan kritik. Cerpennya “ Bola Lampu” , “Sahabat saya Cordiaz”, dan masih banyak lagi. Rivai Apin juga menulis esai, cerpen dan kritikjuga menulis skenario film. Sajalnya juga tidak sebagus Asrul tetapi sajaknya berat dengan masalah yang sungguh-sungguh.
Idrus
            Lahir pada 21 September 1921. mulanya ia seorang pengarang roman yang romantik. Namu, setelah meliht keadaan rakyat Indonesia yang tertindas kemudian ia mengubah temannya. Terutama dalam cerpen yang berjudul “Surabaya” yang banyak menuai protes dari berbagai kalangan bahkan dari kalangan pejuang sendiri. Mengapa demikian? Karena pada cerpen yang berjudul “Surabaya itu terasa betul akan protes yang tajam dari Idrus, disitu juga diceritakan tentang para Pejuang yang diibaratakan sebagai koboi-koboi dan penajajh sebagai  para bandit. Dan masih banyak karya – karya Idrus yang lain. Walau demikian veliau adalah orang yang telah mengenalkan gaya-menyoal-baru, ia juga mengenalkan para penyair luar negeri ke dalam negeri. Begitu juga sebaliknya. Karya – karyanya dianataranya : Surabaya, Dari Ave Mari ke Jalan Lain ke Roma.
Achdiat. K. Mihardja
            Seorang penyair yang terkemuka dengan rimannya yang berjudul Atheis. Dalam ceritanya ia adalah seorang yang pandai menggunakan alur “flash Back”. Jauh lebih baik jika dibandingka dengan Merari Siregar. Ia bukanlah seoang yang produktif. Karya – karyanya adalah : Atheis (1948), Keretakan dan ketegangan, cerpenya Kesan dan Kenangan (1961).
Pramoedya Ananta Toer
            Pengarang kelahiran 2 Februari 1925 ini adalah pengarang yang produktif. Ia telah menerbitkan banyak buku dan juga mendapat berbagai penghargaan selama berada di dalam penjara. Entah itu itu berupa roman, esai,cerpen dan kritik. Banyak karya yang sudah dihasilkan. Namun ketika ia masuk ke dalam LEKRA karya dari Pram ini dilarang untuk dibaca. Meski demikian, karya-karyanya adalah : Blora, pemburuan (1950), Subuh(1950), Revolusi, Keluarga Gerilya, dan masih banyak lagi karya – karya yang sudah diterjemahka yang sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti bahasa Inggris, Belanda, Rusia, China, epang, dan lain-lain.

Mochtar Lubis
            Seorang wartawan yang juga seorang penyair itu sempat ditahan pada asa rezim Soekarno. Pria kelahiran 7 Maret 1922 ini.  Juga menerbitkan banyak karya diantaranya adalah Tak ada esok, (1950), Jalan tak ada ujung (1952), Senja di Jakarta, Tanah Gersang. Ia juga menulis esai dan cerpen.
Utuy Tatang Sontani
            Seorang pengarang Cianjur ini terkenal karena drama-dramanya. Ia juga menulis Roman. Utuy seorang pengarang yang mengedepankan individualismenya dan meniadakan norma. Sama seperti pengarang lain ketika ia bergabung dengan LEKRA karyanya dilarang dibaca. Karya-karya adaah Tambera (1943), Selamat jalan anak kufur (1963), dramanya ada juga yamh didasarkan pada mitos seperti Sang kuriang dan si Kabayan.
Sitor Situmorang
            Pengarang yang menulis dengan gaya bebas bila dibandingkan dengan yang lain. Kebanyakan karya yang ia hasilkan berupa Soneta, lincah dan segar. Pada tahun 1966, ia ditahan karena disangka terlibat dalam gerakan Gestapu PKI. Karya-karyanya adalah Surat Kertas Hijau (1954), Dalam sajak (1955), Majalaj tak bernama (1956), dan lain-lain.
Aoh.K.Hadimadja
            Seorang yang berkenalan dengan sastra ketika berbaring di ranjang Rumah Sakit. Ia juga banyak menulis selama hidupnya. Ia lebih banyak menghabiskan hidupluar negeri. Karya- karyanya : Zahra (1952), Manusia dan Tanahnya (1952), dan masih banyak lagi.
M.Balfas dan Rusman Sutia Sumarga
            Kedua pengarang ini berbeda dari pengarang yang sebelumnya. Dan tak banyak yang bias diceritakan dari kedua pengarang ini. M.Balfas adalah seorang prosaissedangkan RusmanSutia Sumarga adalah seorang pegarang cerpe yang berjudul “Gaaadis Bekasi” yang mendapat penghargaan dari Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda.

Trisno Sumardjo
            Seorang pelukis dan juga seorang pengarang. Ia juga produktif dalam menerjemahkan karya-karya pengarang luar seperti : William Shakespere. Karea karyanya yang berisikan protes yang terkesan keras dan langsung. Karya – karya dari Trisno ini juga sempat mendapat larangan untuk dibaca. Karya – karyanya : Rumah Raja (1957), Cita Teruna (1953), dan lain-lain.
M.Rustandi Karta Kusuma.
            Seorang pegarang yang berbeda dari yang lain. Dramanya yang filosofis membuat banyak oang tak mengerti. Namun dengan esai yang dibuatnya membuatnya pantas masuk ke dalam golongan angkatan ’45. Esai- esainya adalah Adam dan Anak hilang, Homo Faber, Ciliwung, dan lain-lain.

3.PENGARANG WANITA
            Untuk pengarang wanita pada angkatan ini tidak banyak yang bermunculan diantaranya muncul nama Ida Nasution, Suwarsih Djojopuspito, Walujati, St.Nuraini, dikenal sebagai penyair, meski ia juga menulis cerpen, esai maupu novella. S.Rukiah yang dikenal baik sebagai pengarang prosa.

4. BEBERAPA PENGARANG LAIN
            Para pengarang yang dimasukkan dalam subbab ini merupakan pengarang yang semata-mata ingin menunjukkan aktifitasnya. Diantara para pengarang itu terdapat nama Barus Siregar, cerpennya yang berjudul “Busa di laut hidup”, Zuber Usman dengan kumpulan cerpen yang berjudul Di sepanjang jalan dengan beberapa cerita. Dan masih banyak lagi banyak pengarang yang tidak bias saya sebutkan satu persatu.
P.Sengojo
            Nama asli Suripan, pengarng kelahiran 25 November 1926 ini adalah seorang yang surrealis dan natural. Gaya bahasanya lebih tenang dan tajam. Dan juga mengesankan serta menyarankan pada esainya.

M.Ali
            Pria keturunan India ini banyak menulis sajak yang bersetting tentang maslah sosial. Ia juga menulis cerpen, sajak dan sandiwara. Karyanya “Hitam di atas Putih” memiliki nilai yang tinggi disbanding dengan karya sastra yang lain.  Seperti : 5 tragedi (1954), Siksa dan bayangan (1955), dan lain-lain.
Dadang Dwiparadja
            Seorang penulis sajak”Cita-cita” yang dimuat dalam majalah Gema. Yang waktu itu masih dalam asuhan Chairil Anwar. Sajaknya sudah cukup banyak dan kian matang. Namun sampai saat ini belum dibukukan.
Hardjati S.Harto Wardjojo
            Seorang pengarang sajak yang sudah menghasilkan banyak sajak. Namun belun juga dibukukan. Ia juga aktif di dunia jurnalistik. Selain sajak ia juga menulis esai, cerpen dan roman. Romannya yang  terkenal adalah “Munafik”.

















V
PERIODE 1953 – 1961

1. KRITIS SASTRA IDONESIA
            Istilah krisis sastra muncul sepeninggal Chairil Anwar. Gelanggang seaka lumpuh, seakan lumpuh,kehilangan vitalitas. Tak hanya itu dalam pmerintahan banyak bermunculan penyelengan (KKN), dan para pemimpin sudah mulsi bosan untuk berjuang. Mungkin Karena buku yang ditulkis atau dihasilkan jumlahnya relative sedikit membuat Sitor.S menulis emai “krisis”. Yang lalu muncul berbagai symposium yang membahas mengenai angkatan 45 atau angktan chairil Anwar ke angkatan 50 dan juga mengensi politik. H.B Jassin juga membantah kalau sastra Indonesia tidak mengalami krisis.

2.SASTRA MAJALAH
            Alasan tersebutnya karya sastra dengan jumlah yang relative sedikit merupakan alasan utamanya. Mengapa demikian ? karena di tahun 50-an Balai Pustaka yang juga sebagai penerbit buku mengalami perubahan status dan membuat aktifitas sastra hanya dalam bentuk majalah. Seperti kita tau di dalam majalah hanya mampu menerbitkan sajak, cerpen dan karangan yang tidakk panjang. Mungkin itulah penyebab munculnya “krisis sastra”. Dalam beberapa symposium sastra juga membahas mengenai ngkatan sesudah 45 yaitu angkatan 50-an. Padangkatan ini peran majalah sangat penting.

3. BEBERAPA PENGARANG
Nugoho Notosusanto
            Semula ia adalahpengarang sajak namun karena merasa tak mendapat kepuasan ia mengubah haluan menjadi pengarang cerpen dan esai. Kumpulan cerpennya Hujan kepagian (1958), Tiga kota (1959), Rasa Sayange (1963), ia adalah salah seorang pengambil inisiatif untuk mengadakan simposium.

A.A Navis
            Jika dilihat dari usianya ia lebih cocok digolongkan pada angkatanpujangga baru. Karena ia mulai terkenal ketika ia mengumumkan kumulan cerpenny yang berjudul “Robohnya Surau Kami” (1955), lalu disusul dengan Hujan Panas (1954), ia juga menulis roman  yang berjudul “kemarau” (1967). A.A Navis mengutamakan perihal agama pada karya-karyanya.
Trisnoyuwono
            Seorang cerpenis kelahiran 18 Januari 1928 ini telah bnanyak menghasilkan banyak cerpen dan beberapa buah buku yang merupakan kumpulan cerpen. Ia juga menulis banyak roman. Karya-karya ialah Laki-laki dan mesiu (1957), lalu diromankan dengan judul Pagar kawat berduri (1962). Dan cerpennya yang berjudul Di medan perang merupakan cerpen terbsiknya, dan masih banyak lagi.
Iwan Simatupang
            Mula-mula ia menulis sajak, lalu ia mulai menulis esai,roman, cerpen dan drama.banyak drama yang sudah Ia hasilkan. Ia mengambil tema individualitasdan kebebasan. Drama-dramanya : Bulan bujur sangkar, Teman, RT nol/RW nol,. Romannya Ziarah, Kering, Merahnya merah, dan lain-lain.
Toha Muchtar
            Ia seorang yang produktif, ia juga seorang cerpenis. Mula-mula cerpenny termuat dalam majalah hiburan bukan termuat dalam majalah sastra. Namun ketika roman “Pulang” (1918) ia mulai dikenal, lalu diikuti dengan roman-roman yang lain seperti Sepi daerah tak bertuan (1963), Bukan karena kau (1968) dan Kabut rendah (1968).
Subagio Sastrawardoyo
            Beliau adalsh seorangn penulis prosa. Bukunya yang pertama yang berjudul Simpony” (1957) bahasanya bersih dan jernih, cerpennya yang lain berjudul Perawan tua. Ia juga menulis esai, namun ia lebih dikenal sebagi seorang penyair.
Motinggi Bosje
            Seorang pengarang yang paling produktif. Banyak buku yang sudah ia hasilkan. Ia dikenal melalui drama-dramanya. Karena banyak buku and dibuat. Dan pelukuisan yang kurang pas membuat kesan terburu-buru pada karyanya terutam a pada karyanya roman trilogy. Drama-dramanya Malam jalanan, Badai sampai sore, Nyonya dan nyonya ,dan lain-lain . roman triloginya berjudul Retno letari, Bibi Marsiti, Tante maryati, dn lain-lain.
Para pengarang lain
            Pengarng-pengarng ini kebanyakan menulis cerpen. Misal : Rijono Pradikto adalah pengarang yang paling banyak menulis cerpen di Indonesia. Masih ada nama-nama lain diantaranya adalah S.M Ardan, Sukanto S.A, Alex A’xandre leo, Bokor Hutasuhut, Alex.L.Tobing, Ali Audah, Suwardi Idris, dan lain-lain.

4. BEBERAPA PENYAIR
Toto Sudarto Bachtiar
            Seorang penyair, ia telah banyak menghasilkan sajak, hingga dapat dikumpulkan dan juga dibukukan dalam  buah buku yang pertama Suara (1956) dan yang kedua Etsa (1958). Nada dalam sajaknya terkesan murung dan terasing. Ia merasa dekat dan senasib dengan para penyair Indonesia juga penyair yang berasal dari luar negeri. Ia juga menerjemahkan cewrpen yang diberi judul Bonglon (1965). Ia kadang kala menulis esai.
W.S.Rendra
            Nama yang sudah tak asing lagi, ialah penyair yang terpenting pada angkatan 50-an ini. Banyak sajak yang sudah ia hasilkan. Sajaknya sangalah menarik karena ia mengambil tema sederhana seperti percintaan, perkawinan, batu kali, pengalaman berjalan malam, dan lain-lain. Sajaknya berupa epika yang berbeda dengan yang lain, selain menulis sajak ia juga menulis cerpen dan juga menulis drama (jadi sutradara atau pemain). Menerjemahkan drama asing dan ia juga memperkenalkan dunia teater yang didalamnya terdapat improvisasiyang mau lepas dari sastra yang menuai banyak pro dan kontra. Karyanya : kakawin-kawin, malam stanza, nyanyian ari jalanan, sajak-sajak dua belas perak, dan lain-lain.


Ramadhan KH.
            Berbeda dari pengarang lain yang mengawali hubungan sastra sengan menulis sajak, Ramadhan ini memulai menulis cerpen. Dan ia juga banyak menghasilkan sajak, ia juga seorang penterjemah. Ramadhan juga menulis roman yang berjudul Royan Revolusi dan sajaknya yang berjudul Priagnan Si Jelita. Keduanya mendapat penghargaan dari B.K.M.N dan dari IKAPI UNESCO.
Kirdjo Muyo
            Banak sekali menulis sajak. Namun sajak-sajaknyqa panjang – panjang banyak lirik dan itu mengingatkan kita akan tembang jawa Macapat. Ia mengambil tema tentang alam, tanah air, dan lain-lain. Ia juga menulis drama. Karya – karyanya : Orang-orang di tikungan jalan (1955), Renggali Intan (1957), da lain-lain.
Beberapa penyair lainnya
            Harjon.A (1930), M.H Umar (1931),Odeh.S (1930), Sugiarta.S, Surahman, Ayatrohadi, dan lain-lain. Mereka semua adalah pengarang sajak, cerpen dan ada juga yang menulis drama radio. Namun sayangnya karya-karyanya belum juga mendapat kesempatan untuk dijadikan sebuah buku.
Drama
            Dahulu Utuy.T.Sontani adalah satu-satunya penulis drama. Namun disekitar tahun 50-an muncul nama-nama seperti : Motinggo Bosje, W.S Rendra, Kirdjomulyo, M.Jusa dan Nasjah Djamin.
Nasjah Jamin
            Yang lebih dikenal sebagai seorang pelukis, ia juga menulis tentang roman, cerpen dan drama. Karya-karyanya sekelumit seperti Nyanyian Sunda (1964), Jembatan Gondolayu, Di Bawah kaki Pak Dirman, dan lain-lain.
H.M.Jusa Biran
            Ia terkenal melalui sketsa tentang kehidupan “Seniman Semen”, ia juga menulis drama yang berjudul “bung besar”, Setengah jalanmenjelang maut (1968) dan romannya Menyusuri jejak berdarah  (1968). Ia juga membuat film.


6. PARA PENGARANG WANITA
            Kita mengenal nama NH.Dini, pengarng roman Namaku hiroko, Pada sebuah Kapal, La Barka, dan beberapa cerpen. Wanita kelahiran 29 Februari ini memulai kariernya dengan menulis cerpen. Dan ia mengangkat tema kewanitaan yang dunianya terjepit diantara dunia laki-laki. Pegarang wanita yang lain adalah Surtiningsih, Djasitinah, B.Supeno dan Hartini.
























VI
PERIODE 1961 – SEKARANG

1. SASTRA DAN POLITIK
            Hubungan antara sastara dengan politik memiliki hubungan yangerat, keduanya tak dapat dipisahkan. Banyak para pengarang yang memiliki pandangan terhadap politik atau bahkan sebagai politisi. Adanya polemic yang bertentangan anatara paham realis-sosialis yang menyatakan “Seni untuk Masyarakat” dan paham hunamis-universal yang menyatakan “seni untuk seni”. Pertentangan itu menimbulkan munculnya 2 kubu. Kubu yang berpaham Seni untuk seni dari golongan gelanggangdan juga kubu yang berfaham seni untuk masyarakat dari golongan LEKRA. Lekra sendiri adalah golongan PKI yang berfaham komunis. Dengan adanya dukungan dari Sukarno, Lekra semakin Agrsif. Ia menggunakan terror Intensif kepada semua pengarang di seluruh Indonesiauntuk ikut bergabung dan menghantam Manikebu (Manifesti Kbudayaan) yang anti komunis.dengan adanya terror dari PKI. Menyebabkan banyak pengarang yang dulunya kontra sekarang menyatakan bergabung.

2. MANIFES KEBUDAYAAN DAN KONFERENSI KARYAWAN PENGARANG SE-INDONESIA.
            Atas isaha dari HB.Jassin, dan kawan-kawan.yang masih berpegang teguh pada paham humanis universal juga anti komunis. Mendirikan majalah sastra yng memuat cerpen, esai dan kritik. Dan pad tanggal 17 Agustus 1963 diumumkannya Manifes Kebudayaan, yang di tanda tangani oleh sejumlah pengarang dan pelukis. Dan mendapat sambutan angat dari seluruh pengarang yang berada dari seluruh nusantara. Dengan adanya Manikebu membuat Lekra semakin mudah menghancurkan pihak yang tidak sejalan dengannya. Pihak Manikebu sendiri tidak tinggal diam mereka membentuk PKPI. Adanya dukungan dari Sukarno membuat Lekra semakin merajalela dan menghancurkan Manikebu. Para pengarang sudah mencoba meminta maaf namun tetap saja majalah-majalah pengarng dilarang terbit.sehingga ababila mereka masih ingin menghasilkan karya mereka menggunakan nama samaran. Dan ketika menerbitkannya pu tidak semua penerbit mau menerbitkannya. Beberapa penerbit yang mau menerbitkan karya pengarang ini merasa takut kalau Lekra mengetahuinya. Pada awal tahun 1966, dengan adanya kumpulan sajak dari Taufiq Ismail yang berjudul Tirani dan Benteng menjadi klimaks pada pertentangan tersebut. Dan disitulah awal dari periode sastra kontenporeryang meski bersifat humanis namun masih menyisakan tempat buat politik. Tahun 1966 ini muncul berbagai majalah ebagi tempat pengarang dan karyanya.

3. Para Pengarang LEKRA
            Para pengarang Jepang diantarnya adlah Sitor Situmorang, Rivai Apin, S.Anantaguna, S.Rukiah, Pramoedya Ananta Toer, S.Rukiah, Kuslan Budiman, S.Wisnu.K, Sobron Aidit, Utuy.T.Sontani, Dodong Dwiparadja, dan lain – lain.

4 Para Pengarang Keagamaan
            Pada periode ini, usaha untuk menerbitkan buku hanya terbatas.dan hanya majalah basis (Majalah Sastra yang berhubungan agama katolik) yang bias terbit, para pengarangnya adalah :
Djamil Suherman, M.Saribi Afn,, Dick Hartoko, W.S Rendra, M.Jusa Biran, dari agama Islam ada M.Poppy Hutagalung, Ade Hardjana, A.A Navis, Satyagraha, dan lain-lain.

5 SAJAK – SAJAK PERLAWANAN TERHADAP TIRANI
            Dengan adanya LEKRA dan berbagai pertentangan membuat para seniman berupaya mempertahankan prinsipnya. munculnya TRITURA  yang diikuti olehpara pengarng dan beberapa penyair dengan menyebarkan sajak yang diterbitkan dengan stensil diantara para demonnstran. Diantara sajak-sajak yang melawan pemerintahan yang tireani, sajak yang berjudul “Tirani dan Benteng” karya Taufiq Ismail merupakan sajak yang paling penting. Sajak – sajak yang lain Perlawanan, Mereka telah bangkit (Bur Rasuanto), Pembebasan (Abdul Wahid.S), Kebangkitan (5 Penyair mahasiswa Fakultas sastra), dan lain-lain. Dalam majalah horizon H.B Jassin melalui tulisannya memproklamasikan angkatan ’66. Pernyataan ini menuai berbagai reaksi.

Berbagai Pengarang.
            Pengarang-pengarang angkatan ’66 ini diantaranya adalah Ajib Rosjidi, W.S Rendra, Mansur Samin, Yusach Ananda, dan lain-lain. Ada pula pengarang prosa yang muncul, diantaranya adalah. B.Soelarto, Bur Rasuanto, A.Bastari Amin, Satyagaha Oerip Suprobo, Gersoi Poyk, L.C Bach, Djamri Obeng, Poernawan Tjondronagoro, Rosida Amir, Tabrin Tahar, dan lain-lain.

Beberapa Penyair
Taufiq Ismail
            Penyair kelahiran tahun 1937 silam berperan penting dalam perubahan politik di negeri ini. Dalah sajak-sajaknya yang keras, dan penuh dengan protes tajam terhadap kepincangan pemerintahan, ikut mewarnai perjuangan mahasiswa dalam memperbaharui perubahan politik pada masa itu. Demikian juga ketika mahasiswa yang bernama Arif Rahman Hakim tertembak ketika melakukan demonstrasi. Hal itu tak mengurungkan niat para mahasiswa malah itu membuat semangat. Belakangan Taufiq Ismail ia banyak menulis esai,sajak, cerpen dan ia juga duduk sebagi anggota Dewan Kesenian Jakarta (Kolumnis).
Goenawan Muhammad
            Ia seorang penyair yang berbakat dan produktif. Sajak-sajaknya memiliki suasana muram sepi menyendiri. Goenaawn sendiri mengambil tema agama pada esai dan sajaknya.
Penyair-penyair yang lain.
            Para penyair ini kebanyakan menulis sajak. Nama-namanya Sani.KM, Supardi Djoko Damono, S.Hartojo, Arifin.C.Noer, dan lain – lain. Para penyairnya Firdaus T.F, Rahmat Djoko Pradopo, dan Slamet Karnanto. Mereka ini adalah para penyair yang berhasil menerbitkan kumpulan sajak.

8. PARA PENGARANG WANITA.
            Muncul nama S.Tjahyaningsih, Ernisiswati Hutomo, Enny Sumargo, adalah penulis cerpen sedang Susi Aminah Aziz dan Isma Sawitri adalah penulis sajak. Meski terkesan sedikit namun pengarang wanita mengalami penambahan dari waktu ke waktu.

9.DRAMA
            Pementasan drama pada angkatan ini mengalami peningkatan mulanya ide yang digunakan adalah saduran amun karena membuat para pengarang tergugah oleh menulis drama asli. Temayang diangkat ada yang berkisar tentang agama, dan juga masalah lain. Penulis drama antara lain M.Dipenogoro, M.Yunan Helmi, Saini KM, B.Soelarto, dan Arifin. C. Noer.

10. ESAI
            Penulisan esai juga mendapat perhatian dari para pengarang seperti Goenawan Muhammad, Arif Budiman, D.A Rerasi, Dick Hartoko, Anred Hadjana, Sunento Juliman, dan lain-lain. Namun saying semua esai buah tangan HB.Jassin dan Satyagraha Hoerip Suprobo.












VII
TAMBAHAN

1. H.B JASSIN DAN PENELAHAAN SASTRA INDONESIA
            Dengan adanya pendidikan mengensi sastra karena adanya pengajaran. Pengajarannyasendiri meliputi : teori sastra, sejarah sastra dan kritik sastra. Dalam penelahaan sejarah sastra belum cukup banyak. Berkat peran HB.Jassin yang memberi perkuliahan di fakultas Sastra Universitas Indonesia dan memunculkan penelaah-penelaah sastra muncul yang merupakan anak didiknya. Seperti : J.U Nasution, Asmara Hadi, Boen.S. Oemarjati, M.S Hutagalung, Bahrum Rangkuli, dan masih banyak lagi. Selain penelaah dari dalam negeri penelaah dari luar negeri juga menaruh minat pada sejarah sastra Indonesia seperti : C.Hoykaas, A.Teuw, Burton Raffel, dan lain-lain.

2.MASALAH ANGKATAN
            Ini adalaah masalah merupakan masalah yang takkunjung selesai. Adanya peredaan pendapat mengenai penamaan angkatan menurut Pane penelaah sastra yang digolongkan berdasarkan kehadiran angkatan sendiri. Masalah ini sempat ramai dibicarakan. Adanya penamaan angkatan ’45 oleh Rosihan Anwar yang kemudian diikuti oleh penamaan angkatan – angkatan yang lain yang menuai banyak pro dan kontra.

3. HADIAH-HADIAH SASTRA
            Hadiah ini diberikan dalam rangka penghargaan terhadap para pengarang dan juga para ilmuwan. Dan dengan diberikan hadia-hadiah tersebut digunakan sebagai perangsang. Diluar negeri juga ada hal-hal seperti ini. Untuk penghargaan sastra dalam negeri misalnya Hadiah Sastra Nasional BMKN, yang diraih oleh Utuy.T.Sontani dan M.Taslim Ali, lalu ada uga penghargaan yang diberikan oleh Muh.Yamin yang diberi nama Hadiah Sastra Yamin, Hadiah Sastra Tahunsn yang diberikan oleh pemerintah dan juga dari pihak-pihak majalah yang diberi nama Sastra Majalah yang diraih oleh majalah Kisah Sastra, Majalah Hrison, Majalah Siasat, dan lain-lain.
  
           
           

           




Tidak ada komentar:

Posting Komentar