PUISI
PICISANKU
Kuingin
seindah dan seharum mawar merah
Kuingin
setegar batu karangdi laut.
Ku
ingin sekuat kaktus yang kuat diterpa sang mentari
Ku
juga ingin segigih rumput liar yang tak henti tumbuh meski terinjak.
Entah
bunga atau rumput diriku,
Atau
memng bunga yang tlah alih fungsi...?
Apapun
itu,
Jiwaku
tlah berubah, sedikit nakal jadinya.
Tuhan,...
Maaf
aku tlah nakal dan mencoba kue yang belum waktunya disentuh bibirku.
Tuhan,...
Kue
itu seperti ekstasi...
Ingin
kukecap terus kue itu, meski kutahu belum waktunya.
Tuhan,...
Kue
itu membuatku berhalusinasi tiap waktu.
Ia
mampu memecah adrenalin,
Dan
mendorak ruang yang selama ini kututup rapat.
Tuhan,....
Aku
tak ingin nakal...
Tpi,
sebagian diriku mengjak berperang
Entah
bunga atau apapun itu....
Jiwanya
tlah berubah.
Bukan
lagi sekuntum bunga yang indah,
Namun,
Ia
kini adalah seekor lebah yang selalu mencicipi madu sang bunga...
Bungaku...
Raib...
09
Juni ’12-16.19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar