Minggu, 24 Juni 2012

PUISI PICISANKU


PUISI PICISANKU

Kuingin seindah dan seharum mawar merah
Kuingin setegar batu karangdi laut.
Ku ingin sekuat kaktus yang kuat diterpa sang mentari
Ku juga ingin segigih rumput liar yang tak henti tumbuh meski terinjak.

Entah bunga atau rumput diriku,
Atau memng bunga yang tlah alih fungsi...?

Apapun itu,
Jiwaku tlah berubah, sedikit nakal jadinya.

Tuhan,...
Maaf aku tlah nakal dan mencoba kue yang belum waktunya disentuh bibirku.

Tuhan,...
Kue itu seperti ekstasi...
Ingin kukecap terus kue itu, meski kutahu belum waktunya.
Tuhan,...
Kue itu membuatku berhalusinasi tiap waktu.
Ia mampu memecah adrenalin,
Dan mendorak ruang yang selama ini kututup rapat.

Tuhan,....
Aku tak ingin nakal...
Tpi, sebagian diriku mengjak berperang

Entah bunga atau apapun itu....
Jiwanya tlah berubah.
Bukan lagi sekuntum bunga yang indah,
Namun,
Ia kini adalah seekor lebah yang selalu mencicipi madu sang bunga...

Bungaku...
Raib...
09 Juni ’12-16.19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar